tag:blogger.com,1999:blog-2650858186011201162024-03-08T16:37:47.315-08:00Artikel Rupiah Adminhttp://www.blogger.com/profile/03690489654469951839noreply@blogger.comBlogger99125tag:blogger.com,1999:blog-265085818601120116.post-41786803346382214582018-11-13T20:33:00.000-08:002018-11-13T20:33:12.844-08:00Padahal Cakap Menguat, Rupiah Masih RapuhSkor tukar rupiah kepada dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Dolar AS memang mengalami tekanan secara global.<br /><br />Mengutip Bloomberg, Kamis (20/9/2018), rupiah dibuka di angka 14.845 per dolar AS, menguat seandainya diperbandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin yang ada di angka 14.875 per dolar AS.<br />Semenjak pagi sampai siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.820 per dolar AS sampai 14.850 per dolar AS. Sekiranya dihitung dari permulaan tahun, rupiah melemah 9,52 persen.<br /><br />Meski menurut Kurs Rujukan Jakarta Interbank Titik Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 14.839 per dolar AS, menguat seandainya diperbandingkan dengan barometer sehari sebelumnya yang ada di angka 14.896 per dolar AS.<br /><br />Penguatan rupiah pada Kamis ini diukur analis masih rapuh. \"Pergerakan rupiah masih tampak rapuh, padahal pergerakan dolar AS kembali melemah seiring dengan sikap pelaku pasar yang melalaikan sentimen perang dagang dan akibat kenaikan euro,\" kata Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada seperti dikutip dari Antara.<br /><br />Rupiah sendiri, lanjut ia, diinginkan bisa memanfaatkan pelemahan dolar AS untuk kembali menguat, padahal sentimen dari dalam negeri masih kurang kuat mengangkat mata uang Republik Indonesia itu.<br /><br />Sebelumnya, laju rupiah kembali melemah tipis sesudah sehari sebelumnya bergerak positif.<br />Masih adanya kekhawatiran akan akibat terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok yang diukur bisa menganggu ekspor Indonesia membikin laju rupiah kembali terdepresiasi.<br /><br />Apalagi sebelumnya juga di rilis neraca perdagangan yang masih kembali mengalami defisit.<br /><br />Di sisi lain, adanya pengevaluasian bahwa tahun 2019 ekonomi Indonesia akan tumbuh tipis di kisaran 5,1-5,2 persen menambah sentimen negatif pada rupiah, yang kontras dengan asumsi yang disepakati Banggar DPR di angka 5,3 persen dengan kurs 14.500 per dolar AS.Adminhttp://www.blogger.com/profile/03690489654469951839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-265085818601120116.post-6171286368848942802018-11-11T17:35:00.000-08:002018-11-11T17:35:03.905-08:00Walaupun Sanggup Menguat, Rupiah Masih RapuhSkor tukar rupiah kepada dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Dolar AS memang mengalami tekanan secara global.<br /><br />Mengutip Bloomberg, Kamis (20/9/2018), rupiah dibuka di angka 14.845 per dolar AS, menguat bila diperbandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin yang ada di angka 14.875 per dolar AS.<br />Semenjak pagi sampai siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.820 per dolar AS sampai 14.850 per dolar AS. Apabila dihitung dari permulaan tahun, rupiah melemah 9,52 persen.<br /><br />Walaupun menurut Kurs Rujukan Jakarta Interbank Titik Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 14.839 per dolar AS, menguat apabila dibandingi dengan tolok ukur sehari sebelumnya yang ada di angka 14.896 per dolar AS.<br /><br />Penguatan rupiah pada Kamis ini dievaluasi analis masih rapuh. \"Pergerakan rupiah masih menonjol rapuh, sedangkan pergerakan dolar AS kembali melemah seiring dengan sikap pelaku pasar yang mengabaikan sentimen perang dagang dan akibat kenaikan euro,\" kata Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada seperti dikutip dari Antara.<br /><br />Rupiah sendiri, lanjut ia, diinginkan bisa memanfaatkan pelemahan dolar AS untuk kembali menguat, meskipun sentimen dari dalam negeri masih kurang kuat mengangkat mata uang Republik Indonesia itu.<br /><br />Sebelumnya, laju rupiah kembali melemah tipis sesudah sehari sebelumnya bergerak positif.<br />Masih adanya kekhawatiran akan imbas terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok yang dievaluasi bisa menganggu ekspor Indonesia membikin laju rupiah kembali terdepresiasi.<br /><br />Apalagi sebelumnya juga di rilis neraca perdagangan yang masih kembali mengalami defisit.<br /><br />Di sisi lain, adanya pengukuran bahwa tahun 2019 ekonomi Indonesia akan tumbuh tipis di kisaran 5,1-5,2 persen menambah sentimen negatif pada rupiah, yang kontras dengan asumsi yang disepakati Banggar DPR di angka 5,3 persen dengan kurs 14.500 per dolar AS.Adminhttp://www.blogger.com/profile/03690489654469951839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-265085818601120116.post-55497398604374008802018-11-09T20:27:00.000-08:002018-11-09T20:27:00.371-08:00Padahal Cakap Menguat, Rupiah Masih RapuhSkor tukar rupiah kepada dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Dolar AS memang mengalami tekanan secara global.<br /><br />Mengutip Bloomberg, Kamis (20/9/2018), rupiah dibuka di angka 14.845 per dolar AS, menguat jikalau dibandingi dengan penutupan perdagangan kemarin yang ada di angka 14.875 per dolar AS.<br />Semenjak pagi sampai siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.820 per dolar AS sampai 14.850 per dolar AS. Kalau dihitung dari permulaan tahun, rupiah melemah 9,52 persen.<br /><br />Walaupun menurut Kurs Acuan Jakarta Interbank Titik Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 14.839 per dolar AS, menguat jikalau dibandingi dengan tolok ukur sehari sebelumnya yang ada di angka 14.896 per dolar AS.<br /><br />Penguatan rupiah pada Kamis ini diukur analis masih rapuh. \"Pergerakan rupiah masih menonjol rapuh, walaupun pergerakan dolar AS kembali melemah seiring dengan sikap pelaku pasar yang melalaikan sentimen perang dagang dan akibat kenaikan euro,\" kata Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada seperti dikutip dari Antara.<br /><br />Rupiah sendiri, lanjut ia, diinginkan bisa memanfaatkan pelemahan dolar AS untuk kembali menguat, walaupun sentimen dari dalam negeri masih kurang kuat mengangkat mata uang Republik Indonesia itu.<br /><br />Sebelumnya, laju rupiah kembali melemah tipis sesudah sehari sebelumnya bergerak positif.<br />Masih adanya kekhawatiran akan imbas terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok yang diukur bisa menganggu ekspor Indonesia membikin laju rupiah kembali terdepresiasi.<br /><br />Apalagi sebelumnya juga di rilis neraca perdagangan yang masih kembali mengalami defisit.<br /><br />Di sisi lain, adanya pengukuran bahwa tahun 2019 ekonomi Indonesia akan tumbuh tipis di kisaran 5,1-5,2 persen menambah sentimen negatif pada rupiah, yang kontras dengan asumsi yang disepakati Banggar DPR di angka 5,3 persen dengan kurs 14.500 per dolar AS.Adminhttp://www.blogger.com/profile/03690489654469951839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-265085818601120116.post-64916908547914852662018-11-09T12:48:00.000-08:002018-11-09T12:48:04.866-08:00Walaupun Sanggup Menguat, Rupiah Masih RapuhPoin tukar rupiah kepada dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Dolar AS memang mengalami tekanan secara global.<br /><br />Mengutip Bloomberg, Kamis (20/9/2018), rupiah dibuka di angka 14.845 per dolar AS, menguat jikalau diperbandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin yang ada di angka 14.875 per dolar AS.<br />Semenjak pagi sampai siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.820 per dolar AS sampai 14.850 per dolar AS. Sekiranya dihitung dari permulaan tahun, rupiah melemah 9,52 persen.<br /><br />Meskipun menurut Kurs Acuan Jakarta Interbank Titik Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 14.839 per dolar AS, menguat seandainya diperbandingkan dengan barometer sehari sebelumnya yang ada di angka 14.896 per dolar AS.<br /><br />Penguatan rupiah pada Kamis ini dievaluasi analis masih rapuh. \"Pergerakan rupiah masih nampak rapuh, walaupun pergerakan dolar AS kembali melemah seiring dengan sikap pelaku pasar yang memungkiri sentimen perang dagang dan pengaruh kenaikan euro,\" kata Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada seperti dikutip dari Antara.<br /><br />Rupiah sendiri, lanjut ia, diinginkan bisa memanfaatkan pelemahan dolar AS untuk kembali menguat, meskipun sentimen dari dalam negeri masih kurang kuat mengangkat mata uang Republik Indonesia itu.<br /><br />Sebelumnya, laju rupiah kembali melemah tipis sesudah sehari sebelumnya bergerak positif.<br />Masih adanya kekhawatiran akan akibat terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok yang diukur bisa menganggu ekspor Indonesia membikin laju rupiah kembali terdepresiasi.<br /><br />Apalagi sebelumnya juga di rilis neraca perdagangan yang masih kembali mengalami defisit.<br /><br />Di sisi lain, adanya pengukuran bahwa tahun 2019 ekonomi Indonesia akan tumbuh tipis di kisaran 5,1-5,2 persen menambah sentimen negatif pada rupiah, yang kontras dengan asumsi yang disepakati Banggar DPR di angka 5,3 persen dengan kurs 14.500 per dolar AS.Adminhttp://www.blogger.com/profile/03690489654469951839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-265085818601120116.post-57295618210139280192018-11-08T22:43:00.000-08:002018-11-08T22:43:05.894-08:00Meski Sanggup Menguat, Rupiah Masih RapuhPoin tukar rupiah kepada dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Dolar AS memang mengalami tekanan secara global.<br /><br />Mengutip Bloomberg, Kamis (20/9/2018), rupiah dibuka di angka 14.845 per dolar AS, menguat bila dibandingi dengan penutupan perdagangan kemarin yang ada di angka 14.875 per dolar AS.<br />Semenjak pagi sampai siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.820 per dolar AS sampai 14.850 per dolar AS. Kalau dihitung dari permulaan tahun, rupiah melemah 9,52 persen.<br /><br />Padahal menurut Kurs Rujukan Jakarta Interbank Titik Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 14.839 per dolar AS, menguat sekiranya diperbandingkan dengan barometer sehari sebelumnya yang ada di angka 14.896 per dolar AS.<br /><br />Penguatan rupiah pada Kamis ini dievaluasi analis masih rapuh. \"Pergerakan rupiah masih nampak rapuh, meski pergerakan dolar AS kembali melemah seiring dengan sikap pelaku pasar yang mengabaikan sentimen perang dagang dan dampak kenaikan euro,\" kata Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada seperti dikutip dari Antara.<br /><br />Rupiah sendiri, lanjut ia, diinginkan bisa memanfaatkan pelemahan dolar AS untuk kembali menguat, walaupun sentimen dari dalam negeri masih kurang kuat mengangkat mata uang Republik Indonesia itu.<br /><br />Sebelumnya, laju rupiah kembali melemah tipis sesudah sehari sebelumnya bergerak positif.<br />Masih adanya kekhawatiran akan akibat terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok yang dievaluasi bisa menganggu ekspor Indonesia membikin laju rupiah kembali terdepresiasi.<br /><br />Apalagi sebelumnya juga di rilis neraca perdagangan yang masih kembali mengalami defisit.<br /><br />Di sisi lain, adanya pengevaluasian bahwa tahun 2019 ekonomi Indonesia akan tumbuh tipis di kisaran 5,1-5,2 persen menambah sentimen negatif pada rupiah, yang kontras dengan asumsi yang disepakati Banggar DPR di angka 5,3 persen dengan kurs 14.500 per dolar AS.Adminhttp://www.blogger.com/profile/03690489654469951839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-265085818601120116.post-85462497281986124012018-11-07T21:28:00.000-08:002018-11-07T21:28:10.235-08:00Meski Sanggup Menguat, Rupiah Masih RapuhSkor tukar rupiah kepada dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Dolar AS memang mengalami tekanan secara global.<br /><br />Mengutip Bloomberg, Kamis (20/9/2018), rupiah dibuka di angka 14.845 per dolar AS, menguat kalau diperbandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin yang ada di angka 14.875 per dolar AS.<br />Semenjak pagi sampai siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.820 per dolar AS sampai 14.850 per dolar AS. Bila dihitung dari permulaan tahun, rupiah melemah 9,52 persen.<br /><br />Walaupun menurut Kurs Acuan Jakarta Interbank Titik Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 14.839 per dolar AS, menguat sekiranya diperbandingkan dengan barometer sehari sebelumnya yang ada di angka 14.896 per dolar AS.<br /><br />Penguatan rupiah pada Kamis ini dievaluasi analis masih rapuh. \"Pergerakan rupiah masih kelihatan rapuh, padahal pergerakan dolar AS kembali melemah seiring dengan sikap pelaku pasar yang melalaikan sentimen perang dagang dan akibat kenaikan euro,\" kata Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada seperti dikutip dari Antara.<br /><br />Rupiah sendiri, lanjut ia, diinginkan bisa memanfaatkan pelemahan dolar AS untuk kembali menguat, meskipun sentimen dari dalam negeri masih kurang kuat mengangkat mata uang Republik Indonesia itu.<br /><br />Sebelumnya, laju rupiah kembali melemah tipis sesudah sehari sebelumnya bergerak positif.<br />Masih adanya kekhawatiran akan imbas terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok yang dievaluasi bisa menganggu ekspor Indonesia membikin laju rupiah kembali terdepresiasi.<br /><br />Apalagi sebelumnya juga di rilis neraca perdagangan yang masih kembali mengalami defisit.<br /><br />Di sisi lain, adanya pengevaluasian bahwa tahun 2019 ekonomi Indonesia akan tumbuh tipis di kisaran 5,1-5,2 persen menambah sentimen negatif pada rupiah, yang kontras dengan asumsi yang disepakati Banggar DPR di angka 5,3 persen dengan kurs 14.500 per dolar AS.Adminhttp://www.blogger.com/profile/03690489654469951839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-265085818601120116.post-57522411975609087632018-11-07T03:22:00.000-08:002018-11-07T03:22:16.880-08:00Meski Sanggup Menguat, Rupiah Masih RapuhPoin tukar rupiah kepada dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Dolar AS memang mengalami tekanan secara global.<br /><br />Mengutip Bloomberg, Kamis (20/9/2018), rupiah dibuka di angka 14.845 per dolar AS, menguat apabila dibandingi dengan penutupan perdagangan kemarin yang ada di angka 14.875 per dolar AS.<br />Semenjak pagi sampai siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.820 per dolar AS sampai 14.850 per dolar AS. Bila dihitung dari permulaan tahun, rupiah melemah 9,52 persen.<br /><br />Meskipun menurut Kurs Rujukan Jakarta Interbank Titik Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 14.839 per dolar AS, menguat seandainya dibandingi dengan tolok ukur sehari sebelumnya yang ada di angka 14.896 per dolar AS.<br /><br />Penguatan rupiah pada Kamis ini dievaluasi analis masih rapuh. \"Pergerakan rupiah masih nampak rapuh, padahal pergerakan dolar AS kembali melemah seiring dengan sikap pelaku pasar yang menyampingkan sentimen perang dagang dan pengaruh kenaikan euro,\" kata Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada seperti dikutip dari Antara.<br /><br />Rupiah sendiri, lanjut ia, diinginkan bisa memanfaatkan pelemahan dolar AS untuk kembali menguat, padahal sentimen dari dalam negeri masih kurang kuat mengangkat mata uang Republik Indonesia itu.<br /><br />Sebelumnya, laju rupiah kembali melemah tipis sesudah sehari sebelumnya bergerak positif.<br />Masih adanya kekhawatiran akan pengaruh terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok yang dievaluasi bisa menganggu ekspor Indonesia membikin laju rupiah kembali terdepresiasi.<br /><br />Apalagi sebelumnya juga di rilis neraca perdagangan yang masih kembali mengalami defisit.<br /><br />Di sisi lain, adanya pengukuran bahwa tahun 2019 ekonomi Indonesia akan tumbuh tipis di kisaran 5,1-5,2 persen menambah sentimen negatif pada rupiah, yang kontras dengan asumsi yang disepakati Banggar DPR di angka 5,3 persen dengan kurs 14.500 per dolar AS.Adminhttp://www.blogger.com/profile/03690489654469951839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-265085818601120116.post-49163972551266435422018-11-07T02:57:00.000-08:002018-11-07T02:57:04.715-08:00Walaupun Sanggup Menguat, Rupiah Masih RapuhSkor tukar rupiah kepada dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Dolar AS memang mengalami tekanan secara global.<br /><br />Mengutip Bloomberg, Kamis (20/9/2018), rupiah dibuka di angka 14.845 per dolar AS, menguat seandainya diperbandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin yang ada di angka 14.875 per dolar AS.<br />Semenjak pagi sampai siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.820 per dolar AS sampai 14.850 per dolar AS. Kalau dihitung dari permulaan tahun, rupiah melemah 9,52 persen.<br /><br />Walaupun menurut Kurs Acuan Jakarta Interbank Titik Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 14.839 per dolar AS, menguat sekiranya diperbandingkan dengan barometer sehari sebelumnya yang ada di angka 14.896 per dolar AS.<br /><br />Penguatan rupiah pada Kamis ini dievaluasi analis masih rapuh. \"Pergerakan rupiah masih kelihatan rapuh, sedangkan pergerakan dolar AS kembali melemah seiring dengan sikap pelaku pasar yang memungkiri sentimen perang dagang dan akibat kenaikan euro,\" kata Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada seperti dikutip dari Antara.<br /><br />Rupiah sendiri, lanjut ia, diinginkan bisa memanfaatkan pelemahan dolar AS untuk kembali menguat, padahal sentimen dari dalam negeri masih kurang kuat mengangkat mata uang Republik Indonesia itu.<br /><br />Sebelumnya, laju rupiah kembali melemah tipis sesudah sehari sebelumnya bergerak positif.<br />Masih adanya kekhawatiran akan pengaruh terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok yang diukur bisa menganggu ekspor Indonesia membikin laju rupiah kembali terdepresiasi.<br /><br />Apalagi sebelumnya juga di rilis neraca perdagangan yang masih kembali mengalami defisit.<br /><br />Di sisi lain, adanya pengukuran bahwa tahun 2019 ekonomi Indonesia akan tumbuh tipis di kisaran 5,1-5,2 persen menambah sentimen negatif pada rupiah, yang kontras dengan asumsi yang disepakati Banggar DPR di angka 5,3 persen dengan kurs 14.500 per dolar AS.Adminhttp://www.blogger.com/profile/03690489654469951839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-265085818601120116.post-88447897736213760472018-11-06T16:49:00.000-08:002018-11-06T16:49:08.160-08:00Sedangkan Kapabel Menguat, Rupiah Masih RapuhPoin tukar rupiah kepada dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Dolar AS memang mengalami tekanan secara global.<br /><br />Mengutip Bloomberg, Kamis (20/9/2018), rupiah dibuka di angka 14.845 per dolar AS, menguat kalau dibandingi dengan penutupan perdagangan kemarin yang ada di angka 14.875 per dolar AS.<br />Semenjak pagi sampai siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.820 per dolar AS sampai 14.850 per dolar AS. Jikalau dihitung dari permulaan tahun, rupiah melemah 9,52 persen.<br /><br />Walaupun menurut Kurs Rujukan Jakarta Interbank Titik Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 14.839 per dolar AS, menguat apabila diperbandingkan dengan barometer sehari sebelumnya yang ada di angka 14.896 per dolar AS.<br /><br />Penguatan rupiah pada Kamis ini dievaluasi analis masih rapuh. \"Pergerakan rupiah masih tampak rapuh, padahal pergerakan dolar AS kembali melemah seiring dengan sikap pelaku pasar yang memungkiri sentimen perang dagang dan dampak kenaikan euro,\" kata Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada seperti dikutip dari Antara.<br /><br />Rupiah sendiri, lanjut ia, diinginkan bisa memanfaatkan pelemahan dolar AS untuk kembali menguat, padahal sentimen dari dalam negeri masih kurang kuat mengangkat mata uang Republik Indonesia itu.<br /><br />Sebelumnya, laju rupiah kembali melemah tipis sesudah sehari sebelumnya bergerak positif.<br />Masih adanya kekhawatiran akan akibat terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok yang diukur bisa menganggu ekspor Indonesia membikin laju rupiah kembali terdepresiasi.<br /><br />Apalagi sebelumnya juga di rilis neraca perdagangan yang masih kembali mengalami defisit.<br /><br />Di sisi lain, adanya pengukuran bahwa tahun 2019 ekonomi Indonesia akan tumbuh tipis di kisaran 5,1-5,2 persen menambah sentimen negatif pada rupiah, yang kontras dengan asumsi yang disepakati Banggar DPR di angka 5,3 persen dengan kurs 14.500 per dolar AS.Adminhttp://www.blogger.com/profile/03690489654469951839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-265085818601120116.post-52536540457417539382018-11-05T23:14:00.000-08:002018-11-05T23:14:09.152-08:00Sedangkan Cakap Menguat, Rupiah Masih RapuhSkor tukar rupiah kepada dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Dolar AS memang mengalami tekanan secara global.<br /><br />Mengutip Bloomberg, Kamis (20/9/2018), rupiah dibuka di angka 14.845 per dolar AS, menguat bila dibandingi dengan penutupan perdagangan kemarin yang ada di angka 14.875 per dolar AS.<br />Semenjak pagi sampai siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.820 per dolar AS sampai 14.850 per dolar AS. Sekiranya dihitung dari permulaan tahun, rupiah melemah 9,52 persen.<br /><br />Meski menurut Kurs Rujukan Jakarta Interbank Titik Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 14.839 per dolar AS, menguat apabila diperbandingkan dengan barometer sehari sebelumnya yang ada di angka 14.896 per dolar AS.<br /><br />Penguatan rupiah pada Kamis ini diukur analis masih rapuh. \"Pergerakan rupiah masih kelihatan rapuh, sedangkan pergerakan dolar AS kembali melemah seiring dengan sikap pelaku pasar yang menyampingkan sentimen perang dagang dan dampak kenaikan euro,\" kata Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada seperti dikutip dari Antara.<br /><br />Rupiah sendiri, lanjut ia, diinginkan bisa memanfaatkan pelemahan dolar AS untuk kembali menguat, padahal sentimen dari dalam negeri masih kurang kuat mengangkat mata uang Republik Indonesia itu.<br /><br />Sebelumnya, laju rupiah kembali melemah tipis sesudah sehari sebelumnya bergerak positif.<br />Masih adanya kekhawatiran akan pengaruh terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok yang diukur bisa menganggu ekspor Indonesia membikin laju rupiah kembali terdepresiasi.<br /><br />Apalagi sebelumnya juga di rilis neraca perdagangan yang masih kembali mengalami defisit.<br /><br />Di sisi lain, adanya pengukuran bahwa tahun 2019 ekonomi Indonesia akan tumbuh tipis di kisaran 5,1-5,2 persen menambah sentimen negatif pada rupiah, yang kontras dengan asumsi yang disepakati Banggar DPR di angka 5,3 persen dengan kurs 14.500 per dolar AS.Adminhttp://www.blogger.com/profile/03690489654469951839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-265085818601120116.post-15417701766643328432018-11-05T16:25:00.000-08:002018-11-05T16:25:17.240-08:00Padahal Cakap Menguat, Rupiah Masih RapuhPoin tukar rupiah kepada dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Dolar AS memang mengalami tekanan secara global.<br /><br />Mengutip Bloomberg, Kamis (20/9/2018), rupiah dibuka di angka 14.845 per dolar AS, menguat seandainya dibandingi dengan penutupan perdagangan kemarin yang ada di angka 14.875 per dolar AS.<br />Semenjak pagi sampai siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.820 per dolar AS sampai 14.850 per dolar AS. Jikalau dihitung dari permulaan tahun, rupiah melemah 9,52 persen.<br /><br />Padahal menurut Kurs Acuan Jakarta Interbank Titik Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 14.839 per dolar AS, menguat apabila dibandingi dengan barometer sehari sebelumnya yang ada di angka 14.896 per dolar AS.<br /><br />Penguatan rupiah pada Kamis ini dievaluasi analis masih rapuh. \"Pergerakan rupiah masih tampak rapuh, meski pergerakan dolar AS kembali melemah seiring dengan sikap pelaku pasar yang menyampingkan sentimen perang dagang dan akibat kenaikan euro,\" kata Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada seperti dikutip dari Antara.<br /><br />Rupiah sendiri, lanjut ia, diinginkan bisa memanfaatkan pelemahan dolar AS untuk kembali menguat, padahal sentimen dari dalam negeri masih kurang kuat mengangkat mata uang Republik Indonesia itu.<br /><br />Sebelumnya, laju rupiah kembali melemah tipis sesudah sehari sebelumnya bergerak positif.<br />Masih adanya kekhawatiran akan pengaruh terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok yang diukur bisa menganggu ekspor Indonesia membikin laju rupiah kembali terdepresiasi.<br /><br />Apalagi sebelumnya juga di rilis neraca perdagangan yang masih kembali mengalami defisit.<br /><br />Di sisi lain, adanya pengukuran bahwa tahun 2019 ekonomi Indonesia akan tumbuh tipis di kisaran 5,1-5,2 persen menambah sentimen negatif pada rupiah, yang kontras dengan asumsi yang disepakati Banggar DPR di angka 5,3 persen dengan kurs 14.500 per dolar AS.Adminhttp://www.blogger.com/profile/03690489654469951839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-265085818601120116.post-17764662447762627732018-11-05T05:43:00.000-08:002018-11-05T05:43:04.776-08:00Meski Sanggup Menguat, Rupiah Masih RapuhPoin tukar rupiah kepada dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Dolar AS memang mengalami tekanan secara global.<br /><br />Mengutip Bloomberg, Kamis (20/9/2018), rupiah dibuka di angka 14.845 per dolar AS, menguat apabila dibandingi dengan penutupan perdagangan kemarin yang ada di angka 14.875 per dolar AS.<br />Semenjak pagi sampai siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.820 per dolar AS sampai 14.850 per dolar AS. Seandainya dihitung dari permulaan tahun, rupiah melemah 9,52 persen.<br /><br />Meski menurut Kurs Rujukan Jakarta Interbank Titik Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 14.839 per dolar AS, menguat jikalau diperbandingkan dengan tolok ukur sehari sebelumnya yang ada di angka 14.896 per dolar AS.<br /><br />Penguatan rupiah pada Kamis ini diukur analis masih rapuh. \"Pergerakan rupiah masih tampak rapuh, sedangkan pergerakan dolar AS kembali melemah seiring dengan sikap pelaku pasar yang mengabaikan sentimen perang dagang dan akibat kenaikan euro,\" kata Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada seperti dikutip dari Antara.<br /><br />Rupiah sendiri, lanjut ia, diinginkan bisa memanfaatkan pelemahan dolar AS untuk kembali menguat, sedangkan sentimen dari dalam negeri masih kurang kuat mengangkat mata uang Republik Indonesia itu.<br /><br />Sebelumnya, laju rupiah kembali melemah tipis sesudah sehari sebelumnya bergerak positif.<br />Masih adanya kekhawatiran akan pengaruh terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok yang dievaluasi bisa menganggu ekspor Indonesia membikin laju rupiah kembali terdepresiasi.<br /><br />Apalagi sebelumnya juga di rilis neraca perdagangan yang masih kembali mengalami defisit.<br /><br />Di sisi lain, adanya pengevaluasian bahwa tahun 2019 ekonomi Indonesia akan tumbuh tipis di kisaran 5,1-5,2 persen menambah sentimen negatif pada rupiah, yang kontras dengan asumsi yang disepakati Banggar DPR di angka 5,3 persen dengan kurs 14.500 per dolar AS.Adminhttp://www.blogger.com/profile/03690489654469951839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-265085818601120116.post-48384480853146776642018-11-05T00:19:00.000-08:002018-11-05T00:19:02.881-08:00Meski Cakap Menguat, Rupiah Masih RapuhSkor tukar rupiah kepada dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Dolar AS memang mengalami tekanan secara global.<br /><br />Mengutip Bloomberg, Kamis (20/9/2018), rupiah dibuka di angka 14.845 per dolar AS, menguat kalau dibandingi dengan penutupan perdagangan kemarin yang ada di angka 14.875 per dolar AS.<br />Semenjak pagi sampai siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.820 per dolar AS sampai 14.850 per dolar AS. Jikalau dihitung dari permulaan tahun, rupiah melemah 9,52 persen.<br /><br />Padahal menurut Kurs Rujukan Jakarta Interbank Titik Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 14.839 per dolar AS, menguat seandainya diperbandingkan dengan tolok ukur sehari sebelumnya yang ada di angka 14.896 per dolar AS.<br /><br />Penguatan rupiah pada Kamis ini diukur analis masih rapuh. \"Pergerakan rupiah masih nampak rapuh, padahal pergerakan dolar AS kembali melemah seiring dengan sikap pelaku pasar yang mengabaikan sentimen perang dagang dan akibat kenaikan euro,\" kata Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada seperti dikutip dari Antara.<br /><br />Rupiah sendiri, lanjut ia, diinginkan bisa memanfaatkan pelemahan dolar AS untuk kembali menguat, walaupun sentimen dari dalam negeri masih kurang kuat mengangkat mata uang Republik Indonesia itu.<br /><br />Sebelumnya, laju rupiah kembali melemah tipis sesudah sehari sebelumnya bergerak positif.<br />Masih adanya kekhawatiran akan imbas terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok yang diukur bisa menganggu ekspor Indonesia membikin laju rupiah kembali terdepresiasi.<br /><br />Apalagi sebelumnya juga di rilis neraca perdagangan yang masih kembali mengalami defisit.<br /><br />Di sisi lain, adanya pengevaluasian bahwa tahun 2019 ekonomi Indonesia akan tumbuh tipis di kisaran 5,1-5,2 persen menambah sentimen negatif pada rupiah, yang kontras dengan asumsi yang disepakati Banggar DPR di angka 5,3 persen dengan kurs 14.500 per dolar AS.Adminhttp://www.blogger.com/profile/03690489654469951839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-265085818601120116.post-30982422166302737362018-11-03T18:21:00.000-07:002018-11-03T18:21:08.546-07:00Padahal Kapabel Menguat, Rupiah Masih RapuhPoin tukar rupiah kepada dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Dolar AS memang mengalami tekanan secara global.<br /><br />Mengutip Bloomberg, Kamis (20/9/2018), rupiah dibuka di angka 14.845 per dolar AS, menguat seandainya dibandingi dengan penutupan perdagangan kemarin yang ada di angka 14.875 per dolar AS.<br />Semenjak pagi sampai siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.820 per dolar AS sampai 14.850 per dolar AS. Sekiranya dihitung dari permulaan tahun, rupiah melemah 9,52 persen.<br /><br />Padahal menurut Kurs Rujukan Jakarta Interbank Titik Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 14.839 per dolar AS, menguat seandainya diperbandingkan dengan tolok ukur sehari sebelumnya yang ada di angka 14.896 per dolar AS.<br /><br />Penguatan rupiah pada Kamis ini diukur analis masih rapuh. \"Pergerakan rupiah masih menonjol rapuh, walaupun pergerakan dolar AS kembali melemah seiring dengan sikap pelaku pasar yang memungkiri sentimen perang dagang dan pengaruh kenaikan euro,\" kata Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada seperti dikutip dari Antara.<br /><br />Rupiah sendiri, lanjut ia, diinginkan bisa memanfaatkan pelemahan dolar AS untuk kembali menguat, sedangkan sentimen dari dalam negeri masih kurang kuat mengangkat mata uang Republik Indonesia itu.<br /><br />Sebelumnya, laju rupiah kembali melemah tipis sesudah sehari sebelumnya bergerak positif.<br />Masih adanya kekhawatiran akan pengaruh terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok yang diukur bisa menganggu ekspor Indonesia membikin laju rupiah kembali terdepresiasi.<br /><br />Apalagi sebelumnya juga di rilis neraca perdagangan yang masih kembali mengalami defisit.<br /><br />Di sisi lain, adanya pengukuran bahwa tahun 2019 ekonomi Indonesia akan tumbuh tipis di kisaran 5,1-5,2 persen menambah sentimen negatif pada rupiah, yang kontras dengan asumsi yang disepakati Banggar DPR di angka 5,3 persen dengan kurs 14.500 per dolar AS.Adminhttp://www.blogger.com/profile/03690489654469951839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-265085818601120116.post-49949008233603196752018-11-02T07:36:00.000-07:002018-11-02T07:36:08.358-07:00Padahal Sanggup Menguat, Rupiah Masih RapuhPoin tukar rupiah kepada dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Dolar AS memang mengalami tekanan secara global.<br /><br />Mengutip Bloomberg, Kamis (20/9/2018), rupiah dibuka di angka 14.845 per dolar AS, menguat kalau dibandingi dengan penutupan perdagangan kemarin yang ada di angka 14.875 per dolar AS.<br />Semenjak pagi sampai siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.820 per dolar AS sampai 14.850 per dolar AS. Apabila dihitung dari permulaan tahun, rupiah melemah 9,52 persen.<br /><br />Walaupun menurut Kurs Rujukan Jakarta Interbank Titik Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 14.839 per dolar AS, menguat apabila diperbandingkan dengan barometer sehari sebelumnya yang ada di angka 14.896 per dolar AS.<br /><br />Penguatan rupiah pada Kamis ini dievaluasi analis masih rapuh. \"Pergerakan rupiah masih tampak rapuh, meski pergerakan dolar AS kembali melemah seiring dengan sikap pelaku pasar yang melalaikan sentimen perang dagang dan akibat kenaikan euro,\" kata Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada seperti dikutip dari Antara.<br /><br />Rupiah sendiri, lanjut ia, diinginkan bisa memanfaatkan pelemahan dolar AS untuk kembali menguat, meskipun sentimen dari dalam negeri masih kurang kuat mengangkat mata uang Republik Indonesia itu.<br /><br />Sebelumnya, laju rupiah kembali melemah tipis sesudah sehari sebelumnya bergerak positif.<br />Masih adanya kekhawatiran akan imbas terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok yang diukur bisa menganggu ekspor Indonesia membikin laju rupiah kembali terdepresiasi.<br /><br />Apalagi sebelumnya juga di rilis neraca perdagangan yang masih kembali mengalami defisit.<br /><br />Di sisi lain, adanya pengukuran bahwa tahun 2019 ekonomi Indonesia akan tumbuh tipis di kisaran 5,1-5,2 persen menambah sentimen negatif pada rupiah, yang kontras dengan asumsi yang disepakati Banggar DPR di angka 5,3 persen dengan kurs 14.500 per dolar AS.Adminhttp://www.blogger.com/profile/03690489654469951839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-265085818601120116.post-27972311337031947882018-10-31T23:49:00.000-07:002018-10-31T23:49:12.141-07:00Sedangkan Cakap Menguat, Rupiah Masih RapuhPoin tukar rupiah kepada dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Dolar AS memang mengalami tekanan secara global.<br /><br />Mengutip Bloomberg, Kamis (20/9/2018), rupiah dibuka di angka 14.845 per dolar AS, menguat jikalau diperbandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin yang ada di angka 14.875 per dolar AS.<br />Semenjak pagi sampai siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.820 per dolar AS sampai 14.850 per dolar AS. Jikalau dihitung dari permulaan tahun, rupiah melemah 9,52 persen.<br /><br />Padahal menurut Kurs Rujukan Jakarta Interbank Titik Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 14.839 per dolar AS, menguat apabila dibandingi dengan barometer sehari sebelumnya yang ada di angka 14.896 per dolar AS.<br /><br />Penguatan rupiah pada Kamis ini diukur analis masih rapuh. \"Pergerakan rupiah masih tampak rapuh, meski pergerakan dolar AS kembali melemah seiring dengan sikap pelaku pasar yang mengacuhkan sentimen perang dagang dan pengaruh kenaikan euro,\" kata Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada seperti dikutip dari Antara.<br /><br />Rupiah sendiri, lanjut ia, diinginkan bisa memanfaatkan pelemahan dolar AS untuk kembali menguat, meskipun sentimen dari dalam negeri masih kurang kuat mengangkat mata uang Republik Indonesia itu.<br /><br />Sebelumnya, laju rupiah kembali melemah tipis sesudah sehari sebelumnya bergerak positif.<br />Masih adanya kekhawatiran akan pengaruh terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok yang diukur bisa menganggu ekspor Indonesia membikin laju rupiah kembali terdepresiasi.<br /><br />Apalagi sebelumnya juga di rilis neraca perdagangan yang masih kembali mengalami defisit.<br /><br />Di sisi lain, adanya pengevaluasian bahwa tahun 2019 ekonomi Indonesia akan tumbuh tipis di kisaran 5,1-5,2 persen menambah sentimen negatif pada rupiah, yang kontras dengan asumsi yang disepakati Banggar DPR di angka 5,3 persen dengan kurs 14.500 per dolar AS.Adminhttp://www.blogger.com/profile/03690489654469951839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-265085818601120116.post-1009118753461824912018-10-31T18:15:00.000-07:002018-10-31T18:15:06.292-07:00Meski Cakap Menguat, Rupiah Masih RapuhPoin tukar rupiah kepada dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Dolar AS memang mengalami tekanan secara global.<br /><br />Mengutip Bloomberg, Kamis (20/9/2018), rupiah dibuka di angka 14.845 per dolar AS, menguat kalau dibandingi dengan penutupan perdagangan kemarin yang ada di angka 14.875 per dolar AS.<br />Semenjak pagi sampai siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.820 per dolar AS sampai 14.850 per dolar AS. Apabila dihitung dari permulaan tahun, rupiah melemah 9,52 persen.<br /><br />Walaupun menurut Kurs Rujukan Jakarta Interbank Titik Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 14.839 per dolar AS, menguat kalau diperbandingkan dengan tolok ukur sehari sebelumnya yang ada di angka 14.896 per dolar AS.<br /><br />Penguatan rupiah pada Kamis ini diukur analis masih rapuh. \"Pergerakan rupiah masih menonjol rapuh, sedangkan pergerakan dolar AS kembali melemah seiring dengan sikap pelaku pasar yang memungkiri sentimen perang dagang dan dampak kenaikan euro,\" kata Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada seperti dikutip dari Antara.<br /><br />Rupiah sendiri, lanjut ia, diinginkan bisa memanfaatkan pelemahan dolar AS untuk kembali menguat, walaupun sentimen dari dalam negeri masih kurang kuat mengangkat mata uang Republik Indonesia itu.<br /><br />Sebelumnya, laju rupiah kembali melemah tipis sesudah sehari sebelumnya bergerak positif.<br />Masih adanya kekhawatiran akan pengaruh terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok yang dievaluasi bisa menganggu ekspor Indonesia membikin laju rupiah kembali terdepresiasi.<br /><br />Apalagi sebelumnya juga di rilis neraca perdagangan yang masih kembali mengalami defisit.<br /><br />Di sisi lain, adanya pengevaluasian bahwa tahun 2019 ekonomi Indonesia akan tumbuh tipis di kisaran 5,1-5,2 persen menambah sentimen negatif pada rupiah, yang kontras dengan asumsi yang disepakati Banggar DPR di angka 5,3 persen dengan kurs 14.500 per dolar AS.Adminhttp://www.blogger.com/profile/03690489654469951839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-265085818601120116.post-50858829069794276572018-10-31T11:15:00.000-07:002018-10-31T11:15:02.505-07:00Sedangkan Kapabel Menguat, Rupiah Masih RapuhSkor tukar rupiah kepada dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Dolar AS memang mengalami tekanan secara global.<br /><br />Mengutip Bloomberg, Kamis (20/9/2018), rupiah dibuka di angka 14.845 per dolar AS, menguat jikalau dibandingi dengan penutupan perdagangan kemarin yang ada di angka 14.875 per dolar AS.<br />Semenjak pagi sampai siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.820 per dolar AS sampai 14.850 per dolar AS. Bila dihitung dari permulaan tahun, rupiah melemah 9,52 persen.<br /><br />Padahal menurut Kurs Acuan Jakarta Interbank Titik Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 14.839 per dolar AS, menguat kalau diperbandingkan dengan barometer sehari sebelumnya yang ada di angka 14.896 per dolar AS.<br /><br />Penguatan rupiah pada Kamis ini diukur analis masih rapuh. \"Pergerakan rupiah masih nampak rapuh, padahal pergerakan dolar AS kembali melemah seiring dengan sikap pelaku pasar yang melalaikan sentimen perang dagang dan pengaruh kenaikan euro,\" kata Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada seperti dikutip dari Antara.<br /><br />Rupiah sendiri, lanjut ia, diinginkan bisa memanfaatkan pelemahan dolar AS untuk kembali menguat, walaupun sentimen dari dalam negeri masih kurang kuat mengangkat mata uang Republik Indonesia itu.<br /><br />Sebelumnya, laju rupiah kembali melemah tipis sesudah sehari sebelumnya bergerak positif.<br />Masih adanya kekhawatiran akan imbas terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok yang dievaluasi bisa menganggu ekspor Indonesia membikin laju rupiah kembali terdepresiasi.<br /><br />Apalagi sebelumnya juga di rilis neraca perdagangan yang masih kembali mengalami defisit.<br /><br />Di sisi lain, adanya pengukuran bahwa tahun 2019 ekonomi Indonesia akan tumbuh tipis di kisaran 5,1-5,2 persen menambah sentimen negatif pada rupiah, yang kontras dengan asumsi yang disepakati Banggar DPR di angka 5,3 persen dengan kurs 14.500 per dolar AS.Adminhttp://www.blogger.com/profile/03690489654469951839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-265085818601120116.post-80703794743792467492018-10-31T06:18:00.000-07:002018-10-31T06:18:07.331-07:00Sedangkan Kapabel Menguat, Rupiah Masih RapuhSkor tukar rupiah kepada dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Dolar AS memang mengalami tekanan secara global.<br /><br />Mengutip Bloomberg, Kamis (20/9/2018), rupiah dibuka di angka 14.845 per dolar AS, menguat jikalau diperbandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin yang ada di angka 14.875 per dolar AS.<br />Semenjak pagi sampai siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.820 per dolar AS sampai 14.850 per dolar AS. Apabila dihitung dari permulaan tahun, rupiah melemah 9,52 persen.<br /><br />Padahal menurut Kurs Rujukan Jakarta Interbank Titik Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 14.839 per dolar AS, menguat seandainya dibandingi dengan barometer sehari sebelumnya yang ada di angka 14.896 per dolar AS.<br /><br />Penguatan rupiah pada Kamis ini dievaluasi analis masih rapuh. \"Pergerakan rupiah masih tampak rapuh, sedangkan pergerakan dolar AS kembali melemah seiring dengan sikap pelaku pasar yang mengacuhkan sentimen perang dagang dan dampak kenaikan euro,\" kata Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada seperti dikutip dari Antara.<br /><br />Rupiah sendiri, lanjut ia, diinginkan bisa memanfaatkan pelemahan dolar AS untuk kembali menguat, sedangkan sentimen dari dalam negeri masih kurang kuat mengangkat mata uang Republik Indonesia itu.<br /><br />Sebelumnya, laju rupiah kembali melemah tipis sesudah sehari sebelumnya bergerak positif.<br />Masih adanya kekhawatiran akan akibat terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok yang dievaluasi bisa menganggu ekspor Indonesia membikin laju rupiah kembali terdepresiasi.<br /><br />Apalagi sebelumnya juga di rilis neraca perdagangan yang masih kembali mengalami defisit.<br /><br />Di sisi lain, adanya pengukuran bahwa tahun 2019 ekonomi Indonesia akan tumbuh tipis di kisaran 5,1-5,2 persen menambah sentimen negatif pada rupiah, yang kontras dengan asumsi yang disepakati Banggar DPR di angka 5,3 persen dengan kurs 14.500 per dolar AS.Adminhttp://www.blogger.com/profile/03690489654469951839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-265085818601120116.post-81132384544630222492018-10-30T06:32:00.000-07:002018-10-30T06:32:07.587-07:00Sedangkan Sanggup Menguat, Rupiah Masih RapuhSkor tukar rupiah kepada dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Dolar AS memang mengalami tekanan secara global.<br /><br />Mengutip Bloomberg, Kamis (20/9/2018), rupiah dibuka di angka 14.845 per dolar AS, menguat kalau diperbandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin yang ada di angka 14.875 per dolar AS.<br />Semenjak pagi sampai siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.820 per dolar AS sampai 14.850 per dolar AS. Jikalau dihitung dari permulaan tahun, rupiah melemah 9,52 persen.<br /><br />Walaupun menurut Kurs Rujukan Jakarta Interbank Titik Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 14.839 per dolar AS, menguat sekiranya dibandingi dengan barometer sehari sebelumnya yang ada di angka 14.896 per dolar AS.<br /><br />Penguatan rupiah pada Kamis ini dievaluasi analis masih rapuh. \"Pergerakan rupiah masih kelihatan rapuh, meski pergerakan dolar AS kembali melemah seiring dengan sikap pelaku pasar yang mengacuhkan sentimen perang dagang dan akibat kenaikan euro,\" kata Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada seperti dikutip dari Antara.<br /><br />Rupiah sendiri, lanjut ia, diinginkan bisa memanfaatkan pelemahan dolar AS untuk kembali menguat, walaupun sentimen dari dalam negeri masih kurang kuat mengangkat mata uang Republik Indonesia itu.<br /><br />Sebelumnya, laju rupiah kembali melemah tipis sesudah sehari sebelumnya bergerak positif.<br />Masih adanya kekhawatiran akan imbas terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok yang dievaluasi bisa menganggu ekspor Indonesia membikin laju rupiah kembali terdepresiasi.<br /><br />Apalagi sebelumnya juga di rilis neraca perdagangan yang masih kembali mengalami defisit.<br /><br />Di sisi lain, adanya pengevaluasian bahwa tahun 2019 ekonomi Indonesia akan tumbuh tipis di kisaran 5,1-5,2 persen menambah sentimen negatif pada rupiah, yang kontras dengan asumsi yang disepakati Banggar DPR di angka 5,3 persen dengan kurs 14.500 per dolar AS.Adminhttp://www.blogger.com/profile/03690489654469951839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-265085818601120116.post-45994866304778871682018-10-27T16:52:00.000-07:002018-10-27T16:52:11.613-07:00Walaupun Cakap Menguat, Rupiah Masih RapuhPoin tukar rupiah kepada dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Dolar AS memang mengalami tekanan secara global.<br /><br />Mengutip Bloomberg, Kamis (20/9/2018), rupiah dibuka di angka 14.845 per dolar AS, menguat bila dibandingi dengan penutupan perdagangan kemarin yang ada di angka 14.875 per dolar AS.<br />Semenjak pagi sampai siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.820 per dolar AS sampai 14.850 per dolar AS. Kalau dihitung dari permulaan tahun, rupiah melemah 9,52 persen.<br /><br />Meskipun menurut Kurs Rujukan Jakarta Interbank Titik Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 14.839 per dolar AS, menguat seandainya dibandingi dengan tolok ukur sehari sebelumnya yang ada di angka 14.896 per dolar AS.<br /><br />Penguatan rupiah pada Kamis ini diukur analis masih rapuh. \"Pergerakan rupiah masih tampak rapuh, walaupun pergerakan dolar AS kembali melemah seiring dengan sikap pelaku pasar yang menyampingkan sentimen perang dagang dan akibat kenaikan euro,\" kata Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada seperti dikutip dari Antara.<br /><br />Rupiah sendiri, lanjut ia, diinginkan bisa memanfaatkan pelemahan dolar AS untuk kembali menguat, meskipun sentimen dari dalam negeri masih kurang kuat mengangkat mata uang Republik Indonesia itu.<br /><br />Sebelumnya, laju rupiah kembali melemah tipis sesudah sehari sebelumnya bergerak positif.<br />Masih adanya kekhawatiran akan akibat terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok yang dievaluasi bisa menganggu ekspor Indonesia membikin laju rupiah kembali terdepresiasi.<br /><br />Apalagi sebelumnya juga di rilis neraca perdagangan yang masih kembali mengalami defisit.<br /><br />Di sisi lain, adanya pengevaluasian bahwa tahun 2019 ekonomi Indonesia akan tumbuh tipis di kisaran 5,1-5,2 persen menambah sentimen negatif pada rupiah, yang kontras dengan asumsi yang disepakati Banggar DPR di angka 5,3 persen dengan kurs 14.500 per dolar AS.Adminhttp://www.blogger.com/profile/03690489654469951839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-265085818601120116.post-58106383726755757892018-10-27T06:30:00.000-07:002018-10-27T06:30:01.084-07:00Meski Cakap Menguat, Rupiah Masih RapuhSkor tukar rupiah kepada dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Dolar AS memang mengalami tekanan secara global.<br /><br />Mengutip Bloomberg, Kamis (20/9/2018), rupiah dibuka di angka 14.845 per dolar AS, menguat sekiranya dibandingi dengan penutupan perdagangan kemarin yang ada di angka 14.875 per dolar AS.<br />Semenjak pagi sampai siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.820 per dolar AS sampai 14.850 per dolar AS. Jikalau dihitung dari permulaan tahun, rupiah melemah 9,52 persen.<br /><br />Meski menurut Kurs Acuan Jakarta Interbank Titik Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 14.839 per dolar AS, menguat jikalau dibandingi dengan tolok ukur sehari sebelumnya yang ada di angka 14.896 per dolar AS.<br /><br />Penguatan rupiah pada Kamis ini dievaluasi analis masih rapuh. \"Pergerakan rupiah masih tampak rapuh, padahal pergerakan dolar AS kembali melemah seiring dengan sikap pelaku pasar yang mengacuhkan sentimen perang dagang dan pengaruh kenaikan euro,\" kata Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada seperti dikutip dari Antara.<br /><br />Rupiah sendiri, lanjut ia, diinginkan bisa memanfaatkan pelemahan dolar AS untuk kembali menguat, meskipun sentimen dari dalam negeri masih kurang kuat mengangkat mata uang Republik Indonesia itu.<br /><br />Sebelumnya, laju rupiah kembali melemah tipis sesudah sehari sebelumnya bergerak positif.<br />Masih adanya kekhawatiran akan imbas terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok yang dievaluasi bisa menganggu ekspor Indonesia membikin laju rupiah kembali terdepresiasi.<br /><br />Apalagi sebelumnya juga di rilis neraca perdagangan yang masih kembali mengalami defisit.<br /><br />Di sisi lain, adanya pengevaluasian bahwa tahun 2019 ekonomi Indonesia akan tumbuh tipis di kisaran 5,1-5,2 persen menambah sentimen negatif pada rupiah, yang kontras dengan asumsi yang disepakati Banggar DPR di angka 5,3 persen dengan kurs 14.500 per dolar AS.Adminhttp://www.blogger.com/profile/03690489654469951839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-265085818601120116.post-71228298438809948432018-10-23T17:08:00.000-07:002018-10-23T17:08:11.358-07:00Meski Cakap Menguat, Rupiah Masih RapuhSkor tukar rupiah kepada dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Dolar AS memang mengalami tekanan secara global.<br /><br />Mengutip Bloomberg, Kamis (20/9/2018), rupiah dibuka di angka 14.845 per dolar AS, menguat apabila dibandingi dengan penutupan perdagangan kemarin yang ada di angka 14.875 per dolar AS.<br />Semenjak pagi sampai siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.820 per dolar AS sampai 14.850 per dolar AS. Jikalau dihitung dari permulaan tahun, rupiah melemah 9,52 persen.<br /><br />Padahal menurut Kurs Acuan Jakarta Interbank Titik Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 14.839 per dolar AS, menguat sekiranya diperbandingkan dengan tolok ukur sehari sebelumnya yang ada di angka 14.896 per dolar AS.<br /><br />Penguatan rupiah pada Kamis ini dievaluasi analis masih rapuh. \"Pergerakan rupiah masih tampak rapuh, padahal pergerakan dolar AS kembali melemah seiring dengan sikap pelaku pasar yang memungkiri sentimen perang dagang dan akibat kenaikan euro,\" kata Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada seperti dikutip dari Antara.<br /><br />Rupiah sendiri, lanjut ia, diinginkan bisa memanfaatkan pelemahan dolar AS untuk kembali menguat, meskipun sentimen dari dalam negeri masih kurang kuat mengangkat mata uang Republik Indonesia itu.<br /><br />Sebelumnya, laju rupiah kembali melemah tipis sesudah sehari sebelumnya bergerak positif.<br />Masih adanya kekhawatiran akan akibat terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok yang dievaluasi bisa menganggu ekspor Indonesia membikin laju rupiah kembali terdepresiasi.<br /><br />Apalagi sebelumnya juga di rilis neraca perdagangan yang masih kembali mengalami defisit.<br /><br />Di sisi lain, adanya pengevaluasian bahwa tahun 2019 ekonomi Indonesia akan tumbuh tipis di kisaran 5,1-5,2 persen menambah sentimen negatif pada rupiah, yang kontras dengan asumsi yang disepakati Banggar DPR di angka 5,3 persen dengan kurs 14.500 per dolar AS.Adminhttp://www.blogger.com/profile/03690489654469951839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-265085818601120116.post-19871327901769246242018-10-21T08:13:00.000-07:002018-10-21T08:13:01.394-07:00Padahal Kapabel Menguat, Rupiah Masih RapuhSkor tukar rupiah kepada dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Dolar AS memang mengalami tekanan secara global.<br /><br />Mengutip Bloomberg, Kamis (20/9/2018), rupiah dibuka di angka 14.845 per dolar AS, menguat kalau dibandingi dengan penutupan perdagangan kemarin yang ada di angka 14.875 per dolar AS.<br />Semenjak pagi sampai siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.820 per dolar AS sampai 14.850 per dolar AS. Jikalau dihitung dari permulaan tahun, rupiah melemah 9,52 persen.<br /><br />Meski menurut Kurs Acuan Jakarta Interbank Titik Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 14.839 per dolar AS, menguat bila diperbandingkan dengan barometer sehari sebelumnya yang ada di angka 14.896 per dolar AS.<br /><br />Penguatan rupiah pada Kamis ini diukur analis masih rapuh. \"Pergerakan rupiah masih tampak rapuh, sedangkan pergerakan dolar AS kembali melemah seiring dengan sikap pelaku pasar yang mengabaikan sentimen perang dagang dan akibat kenaikan euro,\" kata Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada seperti dikutip dari Antara.<br /><br />Rupiah sendiri, lanjut ia, diinginkan bisa memanfaatkan pelemahan dolar AS untuk kembali menguat, sedangkan sentimen dari dalam negeri masih kurang kuat mengangkat mata uang Republik Indonesia itu.<br /><br />Sebelumnya, laju rupiah kembali melemah tipis sesudah sehari sebelumnya bergerak positif.<br />Masih adanya kekhawatiran akan akibat terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok yang dievaluasi bisa menganggu ekspor Indonesia membikin laju rupiah kembali terdepresiasi.<br /><br />Apalagi sebelumnya juga di rilis neraca perdagangan yang masih kembali mengalami defisit.<br /><br />Di sisi lain, adanya pengevaluasian bahwa tahun 2019 ekonomi Indonesia akan tumbuh tipis di kisaran 5,1-5,2 persen menambah sentimen negatif pada rupiah, yang kontras dengan asumsi yang disepakati Banggar DPR di angka 5,3 persen dengan kurs 14.500 per dolar AS.Adminhttp://www.blogger.com/profile/03690489654469951839noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-265085818601120116.post-49700667822790998752018-10-20T05:44:00.000-07:002018-10-20T05:44:13.332-07:00Walaupun Kapabel Menguat, Rupiah Masih RapuhSkor tukar rupiah kepada dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Kamis ini. Dolar AS memang mengalami tekanan secara global.<br /><br />Mengutip Bloomberg, Kamis (20/9/2018), rupiah dibuka di angka 14.845 per dolar AS, menguat sekiranya dibandingi dengan penutupan perdagangan kemarin yang ada di angka 14.875 per dolar AS.<br />Semenjak pagi sampai siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.820 per dolar AS sampai 14.850 per dolar AS. Kalau dihitung dari permulaan tahun, rupiah melemah 9,52 persen.<br /><br />Meskipun menurut Kurs Rujukan Jakarta Interbank Titik Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) rupiah dipatok di angka 14.839 per dolar AS, menguat bila dibandingi dengan barometer sehari sebelumnya yang ada di angka 14.896 per dolar AS.<br /><br />Penguatan rupiah pada Kamis ini diukur analis masih rapuh. \"Pergerakan rupiah masih kelihatan rapuh, walaupun pergerakan dolar AS kembali melemah seiring dengan sikap pelaku pasar yang mengacuhkan sentimen perang dagang dan dampak kenaikan euro,\" kata Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada seperti dikutip dari Antara.<br /><br />Rupiah sendiri, lanjut ia, diinginkan bisa memanfaatkan pelemahan dolar AS untuk kembali menguat, meskipun sentimen dari dalam negeri masih kurang kuat mengangkat mata uang Republik Indonesia itu.<br /><br />Sebelumnya, laju rupiah kembali melemah tipis sesudah sehari sebelumnya bergerak positif.<br />Masih adanya kekhawatiran akan imbas terjadinya perang dagang antara AS dan Tiongkok yang dievaluasi bisa menganggu ekspor Indonesia membikin laju rupiah kembali terdepresiasi.<br /><br />Apalagi sebelumnya juga di rilis neraca perdagangan yang masih kembali mengalami defisit.<br /><br />Di sisi lain, adanya pengevaluasian bahwa tahun 2019 ekonomi Indonesia akan tumbuh tipis di kisaran 5,1-5,2 persen menambah sentimen negatif pada rupiah, yang kontras dengan asumsi yang disepakati Banggar DPR di angka 5,3 persen dengan kurs 14.500 per dolar AS.Adminhttp://www.blogger.com/profile/03690489654469951839noreply@blogger.com0